TUGAS KIMIA FISIKA II
NAMA : INTAN YULIASTUTY
NIM :
126422
KELAS : IIC
AKADEMI KIMIA ANALISIS BOGOR
2013/2014
SURFAKTAN
1.
Pengertian
Surfaktan
Surfaktan merupakan suatu molekul yang memiliki
gugus hidrofilik dan gugus lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang
terdiri dari air dan minyak. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan. Aktifitas
surfaktan diperoleh karena sifat ganda dari molekulnya. Molekul surfaktan
memiliki bagian polar yang suka akan air (hidrofilik) dan bagian non polar yang
suka akan minyak/lemak (lipofilik). Bagian polar molekul surfaktan dapat
bermuatan positif, negatif atau netral. Sifat rangkap ini yang menyebabkan
surfaktan dapat diadsorbsi pada antar muka udara-air, minyak-air dan zat
padat-air, membentuk lapisan tunggal dimana gugus hidrofilik berada pada fase
air dan rantai hidrokarbon ke udara, dalam kontak dengan zat padat ataupun
terendam dalam fase minyak. Umumnya bagian non polar (lipofilik) adalah
merupakan rantai alkil yang panjang, sementara bagian yang polar (hidrofilik)
mengandung gugus hidroksil.
2. Klasifikasi
Surfaktan dan Jenis – Jenis Surfaktan
Ø Surfaktan dapat digolongkan menjadi
dua golongan besar, yaitu surfaktan yang larut dalam minyak dan surfaktan yang
larut dalam air.
1.
Surfaktan yang larut dalam minyak
Ada tiga yang termasuk dalam golongan ini, yaitu senyawa
polar berantai panjang, senyawa fluorokarbon, dan senyawa silikon.
2.
Surfaktan yang larut dalam pelarut air
Golongan ini banyak digunakan antara lain sebagai zat
pembasah, zat pembusa, zat pengemulsi, zat anti busa, detergen, zat flotasi,
pencegah korosi, dan lain-lain. Ada empat yang termasuk dalam golongan ini,
yaitu surfaktan anion yang bermuatan negatif, surfaktan yang bermuatan positif,
surfaktan nonion yang tak terionisasi dalam larutan, dan surfaktan amfoter yang
bermuatan negatif dan positif bergantung pada pH-nya.
Penggunaan
surfaktan ini bertujuan untuk meningkatkan kestabilan emulsi dengan cara
menurunkan tegangan antarmuka, antara fasa minyak dan fasa air. Surfaktan
dipergunakan baik berbentuk emulsi minyak dalam air maupun berbentuk emulsi air
dalam minyak.
Ø Klasifikasi
surfaktan berdasarkan muatannya dibagi menjadi empat golongan yaitu:
- Surfaktan anionik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu anion.
Surfaktan ini membentuk
kelompok surfaktan yang paling besar dari jumlahnya. Sifat hidroliknya berasal
dari bagian kepala ionik yang biasanya merupakan gugus sulfat atau sulfonat.
Pada kasus ini, gugus hidrofob diikat ke bagian hidrofil dengan ikatan C-O-S
yang labil, yang mudah dihidrolisis. Beberapa contoh dari surfaktan anionik
adalah linier alkilbenzen sulfonat (LAS), alkohol sulfat (AS), alpha olefin
sulfonat (AOS) dan parafin atau secondary alkane sulfonat (SAS).
Natrium dodekil
sulfonat : C12H23CH2SO3-Na+
Natrium dodekil
benzensulfonat : C12H25ArSO3-Na+
- Surfaktan kationik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu kation. Contohnya garam alkil trimethil ammonium, garam dialkil-dimethil ammonium dan garam alkil dimethil benzil ammonium.
C12H25Cl+
N(CH3)3 →[C12H25N-(CH3)3]+Cl-
3. Surfaktan
nonionik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya tidak bermuatan.
Surfaktan sejenis ini
tidak berdisosiasi dalam air, tetapi bergantung pada struktur (bukan keadaan
ion-nya) untuk mengubah hidrofilitas yang membuat zat tersebut larut dalam air.
Surfaktan nonionik biasanya digunakan bersama-sama dengan surfaktan aniomik.
Jenis ini hampir semuanya merupakan senyawa turunanpoliglikol, alkiloamida atau
ester-ester dari polihidroksi alkohol. Contohnya ester gliserin asam lemak,
ester sorbitan asam lemak, ester sukrosa asam lemak, polietilena alkil amina,
glukamina, alkil poliglukosida, mono alkanol amina, dialkanol amina dan alkil
amina oksida.
Pentaeritritit palmitat : CH3(CH2)14COO-CH2-
C(CH2OH)3
Polioksietilendodekileter
: C12H25-O-(CH2-CH2O)2H
- Surfaktan amfoter yaitu surfaktan yang bagian alkilnya mempunyai muatan positif dan negatif. Contohnya surfaktan yang mengandung asam amino, betain, fosfobetain.
Surfaktan pada umumnya
disintesis dari turunan minyak bumi, seperti linier alkilbensen sulfonat (LAS),
alkil sulfonat (AS), alkil etoksilat (AE) dan alkil etoksilat sulfat (AES)
Surfaktan
dari turunan minyak bumi dan gas alam ini dapat menimbulkan pencemaran terhadap
lingkungan, karena surfaktan ini setelah digunakan akan menjadi limbah yang
sukar terdegradasi. Disamping itu, minyak bumi yang digunakan merupakan sumber
bahan baku yang tidak dapat diperbaharui. Masalah inilah yang menyebabkan
banyak pihak mencari alternatif surfaktan yang mudah terdegradasi dan berasal
dari bahan baku yang dapat diperbaharui (Herawan, 1998; Warwel, dkk. 2001).
Ø Berdasarkan
Unsur dan Gugus fungsi:
Pembagian
ini disusun khusus untuk keperluan analisis surfaktan, yeyapi dapat pula
diterapkan untuk untuk meliputi secara praktis semua jenis surfaktan yang ada.
Kelas unsur unsur tambahan yang ada (N,S,P,atau logam)
I.A
tidak ada
I.B
hanya logam
ll.A
hanya sulfur
ll.B
logam dan sulfur
lll.A
nitrogen (dengan atau tanpa halogen,HSO4-,SO42-,
H2PO4-,HPO42-, atau PO43-)
lll.B
logam dan nitrogen
lV.A
sulfur organik dan nitrogen
lV.B
nitrogen, sulfur, dan logam
V.A
hanya fosfor
V.B
fosfor dan logam
V.C
nitrogen dan fosfor organik
3.
Struktur
Pembentuk dan Pembuatan Surfaktan
Surfaktan (surfactant = surfactive
active agent) adalah zat seperti detergent yang ditambahkan pada cairan
utuk meningkatkan sifat penyebaran atau pembasahan dengan menurunkan tegangan
permukaan caira khususnya air. Sufaktan mempunyai struktur molekul yang terdiri
dari gugus hydrophobic dan hydrophilic. Gugus hydrophobic merupakan gugus yang
sedikit tertarik/menolak air sedangkan gugus hydrophilic tertarik kuat pada
molekul air. Sturktur ini disebut juga dengan struktur amphipatic. Adanya dua
gugus ini menyebabkan penurunan tegangan muka dipermukaan cairan. Gugus
hidrofilik pada surfaktan bersifat polar dan mudah bersenyawa dengan air,
sedangkan gugus lipofilik bersifat non polar dan mudah bersenyawa dengan
minyak. Di dalam molekul surfaktan, salah satu gugus harus lebih dominan
jumlahnya. Bila gugus polarnya yang lebih dominan, maka molekul-molekul
surfaktan tersebut akan diabsorpsi lebih kuat oleh air dibandingkan dengan
minyak. Akibatnya tegangan permukaan air menjadi lebih rendah sehingga mudah
menyebar dan menjadi fase kontinu. Demikian pula sebaliknya, bila gugus non
polarnya lebih dominan, maka molekul molekul surfaktan tersebut akan diabsorpsi
lebih kuat oleh minyak dibandingkan dengan air. Akibatnya tegangan permukaan
minyak menjadi lebih rendah sehingga mudah menyebar dan menjadi fase kontinu.
Penambahan surfaktan dalam larutan akan menyebabkan turunnya tegangan
permukaan larutan. Setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan permukaan
akan konstan walaupun konsentrasi surfaktan ditingkatkan. Bila surfaktan
ditambahkan melebihi konsentrasi ini maka surfaktan mengagregasi membentuk
misel. Konsentrasi terbentuknya misel ini disebut Critical Micelle
Concentration (CMC). Tegangan permukaan akan menurun hingga CMC tercapai.
Setelah CMC tercapai, tegangan permukaan akan konstan yang menunjukkan bahwa antar
muka menjadi jenuh dan terbentuk misel yang berada dalam keseimbangan dinamis
dengan monomernya (Genaro, 1990).
4.
Cara Kerja
Surfaktan dalam Menurunkan Tegangan Muka Cairan
Cara kerja dari surfaktan sangatlah
unik karena bagian yang hidrofilik akan masuk kedalamlarutan yang polar dan
bagian yang hirdrofilik akan masuk kedalam bagian yang non polar
sehinggasurfaktan dapat menggabungkan (walaupun sebenarnya tidak bergabung) kedua
senyawa yangseharusnya tidak dapat bergabung tersebut. Namun semua tergantung
pada komposisi darikomposisi dari surfaktan tersebut. Jika bagian hidrofilik
lebih dominan dari hidrofobik maka ia akan melarut kedalam air, sedangkan jika
ia lebih banyak bagian hidrofobiknya maka ia akan melarutdalam lemak dan
keduanya tidak dapat berfungsi sebagai surfaktan.Bagian liofilik molekul
surfaktan adalah bagian nonpolar, biasanya terdiri dari persenyawaanhidrokarbon
aromatik atau kombinasinya, baik jenuh maupun tidak jenuh. Bagian hidrofilik
merupakan bagian polar dari molekul, seperti gugusan sulfonat, karboksilat,
ammonium kuartener,hidroksil, amina bebas, eter, ester, amida.Biasanya,
perbandingan bagian hidrofilik dan liofilik dapat diberi angka yang disebutkeseimbangan
Hidrofilik dan Liofilik yang disingkat KHL, dari surfaktan.
5.
Aplikasi
Surfaktan
Jenis surfaktan yang
biasanya digunakan pada produk-produk kosmetika dan pangan adalah lemak/asam
lemak yang berasal dari minyak kelapa, dan saat ini seluruhnya diimpor dari
negara lain. Surfaktan alkanolamida yang berasal dari minyak kelapa contohnya coconut
dietanolamida. Coconut dietanolamida dimanfaatkan sebagai penstabil
busa, bahan pendispersi, dan viscosity builder pada produk-produk
toiletries dan pembersih seperti shampo, emulsifier, bubble bath,
detergen bubuk dan cair, stabilizer skin conditioner dan sebagainya.
Bahkan, aplikasi surfaktan sangat luas, tak terbatas dalam industri pembersih
tapi juga pada industri cat, pangan, polimer, tekstil, dan lain-lain.
Sampo
Dalam sampo modern, sabun telah diganti dengan
bahan aktif yang disebut surfaktan. Surfaktan adalah senyawa yang
molekul-molekulnya mempunyai dua ujung yang berbeda interaksinya dengan air,
yakni ujung satu (biasa disebut kepala) yang suka air dan ujung satunya (yang
disebut ekor) yang tidak suka air.
Berdasarkan muatan kepalanya, surfaktan dibagi
atas surfaktan anionik, kationik, nonionik, dan amfoterik. Surfaktan akan
berbusa dengan baik di segala jenis air dan akan dapat dibilas dengan mudah dan
sempurna. Sebagian besar sampo kini dalam kemasan 2 in 1, bahan
pembersih sekaligus conditioner. Bahan pembersihnya akan membersihkan rambut
dan kulit kepala, sementara conditioner-nya akan membuat rambut lebih mudah
disisir ketika basah dan akan membuat rambut ketika kering lebih tampak
"berisi (seolah lebih besar volumenya)" tanpa tampak beterbangan.
Seperti telah disinggung di atas, kandungan
sampo 2 in 1 utamanya adalah bahan pembersih dan conditioner. Lebih
lengkapnya, kandungan sampo yang beredar di pasar kini umumnya adalah, pertama,
bahan pembersih, umumnya berupa sistem surfaktan. Kadang selain surfaktan,
ditambahkan pula sedikit booster busa untuk mengubah sifat busa yang dihasilkan
surfaktan. Bahan surfaktan yang umum digunakan adalah surfaktan anionik,
seperti natrium lauril eter sulfat (juga sering disebut natrium lauret sulfat),
natrium lauril sulfat, dan senyawa amonium. Kedua, bahan conditioner, biasanya
digunakan bahan berupa surfaktan kationik, seperti olealkonium klorida,
distearildimonium klorida, dan isostearil etildimonium etosulfat.
Ketiga, bahan aditif fungsional, termasuk di
dalamnya bahan yang dapat mengontrol viskositas sampo. Dapat dibayangkan
apabila sampo terlalu encer, sampo akan sukar dipakai, demikian pula jika
sampo, misalnya, sekental pasta gigi. Bahan yang umum digunakan adalah
surfaktan amfoterik, seperti kokamidopropil betain atau kokamidopropil
hidroksisultain. Aditif lain adalah pengontrol pH, agar sampo mempunyai pH
antara 3,5 dan 4,5. Keempat, pengawet. Sampo tanpa pengawet akan merupakan
tempat ideal bagi berkembangnya berbagai jenis bakteri. Hal ini akan membuat
produknya cepat rusak dan dapat membahayakan kesehatan. Pengawet yang umum
digunakan adalah natrium benzoat, paraben, tetranatrium EDTA.
Kelima, bahan aditif estetik, termasuk di
dalamnya pewarna, parfum yang membuat sampo enak dipakai. Keenam, bahan-bahan
aktif medis, misalnya beberapa sampo mengandung seng piritionin yang dapat
mengobati ketombe, atau pantenol yang penting untuk pertumbuhan rambut dan yang
meningkatkan kelembaban rambut.
Ketika pertama kali ditemukan pada tahun 1986,
sampo 2 in 1 menjadi topik perdebatan yang sengit di kalangan ilmuwan.
Pasalnya, kimiawan sebelum tahun 1980-an percaya penuh bahwa tidak mungkin
mencampurkan bahan pembersih dan conditioner, seperti disebut di atas
pembersihnya adalah surfaktan anionik, sedangkan conditoner-nya adalah
surfaktan kationik. Namun, beberapa orang, terutama di perusahaan Procter &
Gamble, berhasil melakukannya dengan menambahkan bahan khusus, yakni suatu
senyawa karbon dari silikon (yakni silicone, sejenis yang dipakai dalam
kosmetik dan jangan dikacaukan dengan unsur silikon).
Bahan kondisioner yang bermuatan positif akan
tertarik ke rambut yang bermuatan negatif (mengenai rambut yang bermuatan listrik
tentu sudah kita kenal, inilah yang menyebabkan mengapa sisir plastik pun dapat
diberi muatan apabila digunakan untuk menyisir rambut kering). Akibatnya,
rambut akan menjadi netral sehingga tolak-menolak antarhelai rambut akan
berkurang, dan kesan beterbangan pun berkurang.
Surfaktan Pengusir Kuman dan Racun
Beberapa pestisida bersifat lipofil dan dapat mengganggu kesehatan
manusia. Oleh karenanya, diperlukan usaha untuk menghilangkan pestisida yang
terdapat pada produk pertanian seperti sayur dan buah yang akan kita santap.
Mengingat sifatnya yang lipofil, maka pencucian menggunakan air saja tidaklah
cukup.Nah, di sinilah diperlukan surfaktan untuk meningkatkan daya bersih air,
terhadap makanan yang akan kita masak. Apa itu surfaktan dan bagaimana kerjanya
untuk melenyapkan residu pestisida pada produk pertanian yang biasa dimasak ibu
di dapur?
Surfaktan merupakan singkatan dari surface active
agents, bahan yang menurunkan tegangan permukaan suatu cairan dan di antarmuka
fasa (baik cair-gas maupun cair-cair), sehingga mempermudah penyebaran dan
pemerataan.Dimana surfaktan adalah senyawa kimia, yang dalam molekulnya
memiliki dua ujung yang berbeda interaksinya dengan air yakni ujung yang biasa
disebut kepala (hidrofil), sifatnya `suka` air dan ujung yang disebut ekor
(lipofil), sifatnya tidak `suka` air. Dalam proses pencucian menggunakan air,
bagian hidrofil akan berinteraksi dengan air, sedangkan bagian lipofil akan
berinteraksi dengan kontaminan seperti pestisida. Dengan demikian, surfaktan
bertindak sebagai jembatan dan dengan sendirinya akan meningkatkan efektivitas
pencucian pestisida menggunakan air.
Surfaktan dalam kehidupan kita sehari-hari terdapat pada sabun, yang
berupa garam natrium (Na) dari asam lemak yaitu asam stearat, asam palmitat,
dan asam oleat. Umumnya, surfaktan digunakan sebagai bahan pembersih. Hal ini,
karena surfaktan lebih ramah lingkungan.
Detergen
Detergen adalah salah satu senyawa yang memudahkan proses
pembersihan. Istilah detergen, kini dipakai untuk membedakan antara sabun
dengan surfaktan jenis lainnya.Produk yang disebut detejen ini merupakan
pembersih yang terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibandingkan
dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci
yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.
Detergen pun mengandung bahan surfaktan. Pada detergen, jenis muatan
yang dibawa surfaktan adalah anionik. Kadang ditambahkan surfaktan kationik
sebagai bakterisida atau pembunuh bakteri. Bahan aktif ini berfungsi sama,
yaitu menurunkan tegangan permukaan air, sehingga dapat melepaskan kotoran yang
menempel pada permukaan bahan, termasuk racun pestisida yang menempel pada
sayur dan buah.Kemampuan detergen untuk menghilangkan berbagai kotoran yang
menempel pada tangan, kain, dan bahan lain mengurangi keberadaan kuman dan
bakteri, yang menyebabkan infeksi dan meningkatkan umur pakai kain, karpet,
alat rumah tangga, dan peralatan rumah lainnya sudah tidak diragukan lagi.
Kosmetika
Pada kosmetik dan personal care,
surfaktan juga memiliki syarat-syarat. Syarat –syaratnya sebagai surfaktan :
- Anti alergi
- Anti iritasi
- Bau dan warna berlebihan tidak anjurkan
- Reaksi yang merugikan diminimalkan
- Bebas dari kotoran dan tidak toksik
Untuk
meminimalkan risiko medis, pembuat kosmetik cenderung menggunakan surfaktan
polimer. Selain itu surfaktan anionik, kationik, nonionik, dan amfoterik juga
dapat digunakan. Beberapa penelitian menggunakan surfaktan alami karena lebih
aman untuk aplikasi.
Jenis-jenis dari surfaktan yang digunakan dalam
kosmetik dan personal care :
·
Surfaktan anionik
Surfaktan
anionik adalah memiliki muatan negatif pada kepala. Termasuk pada
kelompok-kelompok seperti asam karboksilat, sulfat, asam sulfonat, asam fosfat
dan turunannya, dan berguna untuk aplikasi yang memerlukan pembersihan
(perlengkapan mandi dan busa).
·
Surfaktan Asam Karboksilat : stearat
berguna untuk produk seperti deodoran dan antiperspirant. Garam (natrium
stearat) membuat sabun yang sangat baik.
·
Sulfat : natrium lauril sulfat (SLS),
amonium sulfat lauril (ALS), atau teretoksilasi, natrium sulfat laureth (SLES)
dalam penggunaan pembuatan sabun. Surfaktan tersebut pembuat foam sangat baik,
agen pembersih, dan relatif murah.
·
Asam sulfonat : umumnya lebih ringan dibandingkan
sulfat. Mereka termasuk Taurates (berasal dari taurin), Isethionates (berasal
dari asam isethionic), sulfonat olefin, dan Sulfosuccinates. Alasan mereka
tidak digunakan lebih sering adalah bahwa mereka lebih mahal untuk diproduksi.
·
Surfaktan kationik
Surfaktan
kationik memiliki muatan positif pada kepala. Termasuk kationik yaitu seperti
Amin, Alkylimidazolines, Amin Alkoxylated, dan Senyawa Amonium Quaternized
(atau Quats). Masalah dari surfaktan kationik biasanya tidak kompatibel
dengan surfaktan anionik. sulit untuk menghasilkan produk yang secara bersamaan
bersih. Surfaktan kationik juga bisa menyebabkan iritasi sehingga ini harus
dipertimbangkan ketika menggunakan kosmetik dengan kationik.
·
Surfaktan amfoter : Contohnya termasuk
Lauriminodipropionate Natrium dan Lauroamphodiacetate Dinatrium.Amphoterics
terutama digunakan dalam kosmetik sebagai surfaktan sekunder. Amfoterik dapat
membantu meningkatkan busa,dan bahkan mengurangi iritasi. Juga digunakan untuk
shampoo bayi dan produk pembersih lain yang memerlukan kelembutan. Kekurangan
adalah bahwa mereka tidak memiliki sifat pembersihan yang baik dan tidak
berfungsi dengan baik sebagai emulsifier.
·
Surfaktan Non ionik : Surfaktan
yang tidak bermuatan. Paling sering digunakan sebagai emulsifier, bahan
pendingin, dan agen pelarut. Nonionics utama yang digunakan untuk kosmetik
termasuk alkohol, alkanolamides, ester, dan oksida amina.
DAFTAR PUSTAKA
- Bird, Tony. 1993. Kimia Fisika Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga
- Day.R.A dan Underwood.1981. Analisis Kimia Kualitatif. Edisi ke-4. Jakarta: Erlangga
- P.W Atkins. 1994. Kimia Fisika. Edisi ke-4. Jakarta: Erlangga
·
Buku Applied surfactant: principles dan
application oleh penulis Prof. Dr. Tharwat F. Tadros tahun
2005 WILEY-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA, Weinheim
terima kasih, artikel yang sangat bermanfaat :)
BalasHapusTERIMA KASIH, ARTIKEL INI SANGAT MEMBANTU KAMI
BalasHapusKami distributor Surfactan Chemical menyediakan bahan-bahan untuk pembuatan sabun cuci piring, sabun mandi, pel lantai dan material surfactan lainnya. Kantor kami berdomisili di Jakarta Utara. Jika ada kebutuhan, silahkan menghubungi kami di 0813 1834 1813 (Anjip), kami akan bantu kebutuhan anda.
BalasHapusterima kasih
Anjip
terimakasih banyak :)
BalasHapusWah detail bgt nih, terimakasih
BalasHapusApabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
BalasHapusSalam,
Tommy.k
081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant