Aku belajar apa itu arti
keikhlasan. Hari itu, pagi yang indah seperti hari-hari biasanya aku lewati.
Berangkat ke kampus dengan riang hati karena memang hari kamis jadwal kuliah
hanya sampai pukul 2. Selain itu, rencana memberi kado ulang tahun bersama Belinda
dan Deflo untuk sahabat kami, Marissa. Siang hari, kabar baik lagi-lagi datang,
aku dan teman-teman Marissa lain diajak ke Botani Square untuk makan-makan,
sebagai perayaan hari ulang tahun marissa. Kami berdelapan (aku, marissa,
deflo, nurul, intan, erin, inggi, ayu) berangkat menuju Botani Square sekitar
pukul 3. Berangkat dengan candaan khas kami. Tawa, senyum,bahagia tersirat dari
sudut wajah kami. Sesampainya di pemberhentian angkot, hujan tiba-tiba turun
dengan derasnya. Terpaksa, kami menerobos hujan meskipun satu payung kecil
terdiri dari 3 orang, hanya nurul dengan intan yang berdua. Tepat anak tangga
terakhir di jembatan penyebrangan, HP ku bergetar, Mama yang menelponku.
Sesegera mungkin aku angkat, Fix aku
langsung lemas ketika mama diseberang telepon
berbicara jika Baput (Kakek aku) meninggal. Mama menyuruhku segera
pulang ke rumah (di cibinong), namun aku putuskan untuk sholat ashar terlebih
dahulu. Teman-temanku yang sedang jalan seketika berhenti melihat raut wajahku
sedih. Setelah aku katakan siapa yang menelpon dan apa yang dikatakan si
penelpon, mereka ikut berduka cita dan terus menyemangatiku agar tetap kuat.
Setelah sholat ashar, kami pergi ke tempat makan Pizza Hut, sebenarnya aku bingung antara ingin pulang tapi aku
tidak ingin menghancurkan acara teman-temanku ini. Mama kembali menelpon, kali
ini nada bicaranya lebih keras dibandingkan sebelumnya. Aku dengan
tergesa-gesanya pamit ke teman-teman dan menuju keluar dari mall. Dengan langkah gontai aku berjalan
cepat, menerobos sekurumunan orang, menaiki dan menuruni jembatan penyebrangan
yang licin bekas hujan deras tadi. Miniarta (seperti minibus) datang, aku
segera naik kendaraan yang sebenarnya kurang layak lagi untuk digunakan. Baru
ada satu penumpang didalam, aku duduk. Aku merogoh kantong tas sisi depan, ada
yang aneh kantong tas sisi depan itu terbuka, ah mungkin aku tadi lupa
menutupnya setelah menerima telepon dari mama. Kucoba menemukan HP ku didalam
kantong tas tersebut, tanganku tak juga menemukannya. Aku mencoba mencari di
kantong lain di setiap bagian tas, hasilnya tetap nihil. Disitu, aku sempat
terdiam beberapa detik. Kemudian aku segera turun kembali dari miniarta itu
menuju tangga dan jalan menuju mall tadi,
mencari sebuah HP nokia C1, memang tidak sebagus HP yang akhir-akhir ini laku
di pasaran. Aku kembali menuju miniarta dan tak terasa air mataku sudah jatuh
di pipiku. Aku menangis Kawan. Dihari yang sama dan dalam waktu yang sangat
berdekatan, aku kehilangan dua hal yang paling berharga dalam hidup aku.
Pertama, kehilangan sosok kakek untuk selama-lamanya. Kedua, kehilangan HP
kesayangan yang sudah menemani hari-hariku selama hampir tiga tahun. Disaat itu juga, aku bertanya inikah arti
keikhlasan yang banyak dikatakan orang??? Aku belajar untuk mengikhlaskan hal
yang aku cintai untuk “pergi”. Sesuatu hal didunia ini pasti akan “pergi”
karena semua yang kita punya bukan seutuhnya milik kita, Allah lah mutlak
memiliki semua hal yang ada di dunia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar