Hatiku bergetar
masih sama seperti dulu saat pertama kali kau menyentuh hatiku. Pertama kali,
lima tahun silam saat itu kita masih anak ingusan yang duduk di bangku kelas 3
SMP, kau menjadi orang pertama yang mampu menggetarkan hatiku. Meskipun, pada
saat itu aku dan kamu tak terikat oleh status, entah mengapa aku merasa hatiku
telah dimilki olehmu. Sampai pada akhirnya, saat kita sudah mulai usia 17-an,
status aku dan kamu pun jelas. Namun, status itu tak bertahan lama hanya dua
bulan saja. Kembali hubungan kita menjadi tanpa status, tetapi perhatian kamu
masih tetap sama, kamulah orang pertama selama 4 tahun yang mengucapkan ucapan
selamat ulang tahun.
Aku tahu saat
ini kamu bukan seperti kamu yang dulu, ya karena kamu sudah memiliki seorang
yang mengisi hatimu, aku tahu itu bukan aku. Tapi apakah kamu tahu? aku disini,
walaupun sudah lama tak berjumpa denganmu, sudah lama tak menjalin komunikasi
denganmu, namun hatiku masih tertuju padamu. Sulit rasanya menentang hati ini,
meskipun telah kucoba menjalin hubungan dengan pria lain, hatiku ini
benar-benar terpaku padamu. Sering aku berperang melawan hati ini, tapi apakah
kamu tahu? bukannya aku yang menang tapi justru aku yang sakit menerima semua
kenyataan ini.
Kemarin, saat
kamu kembali menghubungiku lagi, kamu tahu? hatiku kembali bergetar, getaran
yang masih sama seperti dulu. Aku senang bukan main saat itu. Tetapi, aku
segera mengendalikan diriku, menghentikan keriangan hatiku. Aku tahu, tak ada
maksud yang istimewa dari kamu mengirimkan pesan singkat kepadaku. Tapi kenapa
Tuhan? aku seakan mendapatkan kembali secercah harapan itu. Harapan yang
sepertinya tak akan kunjung terwujud.
Dari orang yang masih menyimpan
hatinya untukmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar