Saat kulihat dua tangan itu bersatu hatiku marah, kesal, dan
sesak. Entah aku tak mengerti mengapa hal itu yang kurasakan. Padahal untuk
bertegur sapa dengannya, aku tak pernah. Namun, aku merasa sudah dekat
dengannya. Aku pun menyadari bahwa tanganku tak mungkin dapat bersatu dengan
tangannya karena aku tau tangannya sudah menggenggam tangan yang lain. Hatiku
kini menjadi musuhku saat berbicara tentangnya. Mulut dan hatiku terasa
berkebalikan, aku enggan memikirkannya, hatiku terus memaksa agar aku terus
memikirkannya. Aku enggan mengharapkannya, hatiku menginginkan aku
mengharapkannya. Ya… aku melawan hati kecilku, aku tak ingin hati kecilku
terlukai karena dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar