That’s My Father
Pagi ini seperti biasanya kau kenakan pakaian lusuhmu.
Pakaian lusuh yang senantiasa melindungimu dari sengat sang penguasa panas.
Dengan gerakan yang kutahu kau memaksakannya tetapi kau pura-pura untuk kuat
dihadapan kami. Kulit hitammu bukanlah
tanda lahir, itu adalah symbol kerasnya kau bekerja dibawah terik matahari
serta symbol kesungguhan hati untuk menafkahi keluarga. Meskipun aku tak
seberuntung mereka yang memilki kelebihan materi, aku sungguh beruntung menjadi
darah dagingmu, kau yang tak pernah ada habisnya menyayangiku. Aku terlalu
egois untuk bilang “Aku sayang engkau,Bapak”. Namun dalam hati, aku berteriak
memanggil namamu. Aku pun sering melupakanmu karena kesibukanku sendiri. Aku
rindu saat menyeduh kopi, menonton sepak bola, serta menyantap mie instant bersamamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar