Percobaan 3
Teknik Destruksi Basah pada Penetapan Kadar Besi dalam Biskuit Gandum
Tujuan :
Melaksanakan teknik preparasi dengan destruksi basah pada sampel biscuit gandum dengan prosedur yang baik dan benar
Prinsip :
Destruksi basah terhadap sampel gandum dilakukan dengan pelarutan menggunakan campuran asam kuat yaitu HCl : HNO3
(3 : 1). Dipanaskan diatas hotplate pada suhu 100oC-120oC sampai larutan kuning jernih.
DasarTeori
:
Gandum (Triricum spp.) merupakan sumber
karbohidrat yang penting, selain itu gandum mengandung protein, mineral, dan
vitamin. Riboflavin dan besi (Fe) juga dapat memperkaya kandungan gizi dalam
gandum. Dalam standarisasi badan pengawas makanan, kadar logam Fe pada tepung
gandum adalah 5 mgram per 100 gram bahan kering. Kadar logam Fe dalam tepung
gandum dapat dibatasi pemakaiannya untuk menghindari kelebihan logam Fe saat
terkonsumsi didalam tubuh manusia. (SNI-03-3751-2006).
Kandungan zat besi dalam tubuh manusia sekitar 4 gram dan
bersifat esensial. Zat besi tersimpan pada sel-sel darah merah dan sel-sel
otot. Besi yang murni adalah logam berwarna putih-perak, yang kukuh dan liat.
Besi melebur pada 1535oC. Biasanya besi mengandung sejumlah kecil
karbida, silisida, fosfida, dan sulfida dari besi serta sedikit grafit.
Garam-garam besi(II) atau fero diturunkan dari besi (II)
oksida (FeO). Dalam larutan, garam-garam ini mengandung kation Fe2+
dan berwarna sedikit hijau. Ion-ion gabungan dan kompleks-kompleks sepit yang
berwarna tua adalah juga umum. Ion besi(II) dapat dioksidasikan menjadi
besi(III), maka besi(II) merupakan zat pereduksi kuat.
Garam besi (III) atau feri diturunkan dari oksida besi
(III), Fe2O3. Besi(III) lebih stabil dibandingkan
besi(II). Dalam larutan ion Fe3+ berwarna kuning muda. Jika larutan
mengandung klorida, warna semakin kuat.
Destruksi basah adalah proses perombakan logam organik dengan menggunakan asamkuat, baik tunggal maupun campuran, kemudian dioksidasi menggunakan zat oksidator sehingga dihasilkan logaman organik bebas. Destruksi basah sangat sesuai untuk penentuan unsur-unsur logam yang mudah menguap. Pelarut-pelarut yang dapat digunakan untuk destruksi basah adalah HNO3 dan HClO4. Pelarut-pelarut tersebut dapat digunakan secara tunggal maupun campuran. Kesempurnaan destruksi ditandai dengan diperolehnya larutan jernih pada larutan destruksi yang menunjukkan bahwa semua konstituen yang ada telah larut sempurna atau perombakan senyawa-senyawa organik telah berjalan dengan baik. Senyawa-senyawa garam yang
terbentuksetelahdestruksimerupakansenyawagaram yang stabil dan disimpan selama beberapa hari. Pada umumnya pelaksanaan kerja destruksi basah dilakukan dengan menggunakan metode Kjeldhal (Raimon, 1993).
Sifat dan karakteristik asam pendestruksi yang sering digunakan antara lain:
1) Asam sulfat pekat sering ditambahkan ke dalam sampel untuk mempercepat terjadinya oksidasi. Asam sulfat pekat merupakan bahan pengoksidasi yang kuat. Meskipun demikian waktu yang diperlukan untuk mendestruksi masih cukup lama.
2) Campuran asam sulfat pekat dengan kalium sulfat pekat dapat dipergunakan untuk mempercepat dekomposisi sampel. Kalium sulfat pekat akan menaikkan titik didih asam sulfat pekat sehingga dapat mempertinggi suhu destruksi sehingga proses destruksi lebih cepat.
3) Campuran asam sulfat pekat dan asam nitrat pekat banyak digunakan untuk mempercepat proses destruksi. Kedua asam ini merupakan oksidator yang kuat. Dengan penambahan oksidator ini akan menurunkan suhu destruksi sampel yaitu pada suhu 350 0C, dengan demikian komponen yang dapat menguap atau terdekomposisi pada suhu tinggi dapat dipertahankan dalam abu yang berarti penentuan kadar abu lebih baik.
4) Asam perklorat pekat dapat digunakan untuk bahan yang sulit mengalami oksidasi, karena perklorat pekat merupakan oksidator yang sangat kuat. Kelemahan dari perklorat pekat adalah sifat mudah meledak (explosive) sehingga cukup berbahaya, dalam penggunaan harus sangat hati-hati.
5) Aquaregia yaitu campuran asam klorida pekat dan asam nitrat pekat dengan perbandingan volume 3:1 mampu melarutkan logam-logam mulia seperti emas dan platina yang tidak larut dalam HCl pekat dan HNO3 pekat. Reaksi
yang terjadi jika 3 volume HCl pekat dicampur dengan 1 volume HNO3 pekat:
3 HCl(aq) + HNO3(aq)
→ Cl2(g) + NOCl(g) + 2H2O(l)
Gas klor (Cl2) dan gas nitrosilklorida (NOCl)
inilah yang mengubah logam menjadi senyawa logam klorida dan selanjutnya diubah menjadi kompleks anion yang stabil yang
selanjutnya bereaksi lebih lanjut dengan Cl-.
Kegunaan dari Destruksi Basah:
- Memperoleh unsur sampel dalam bentuk yang sesuai dengan metode yang digunakan.
- Mengurangi gangguan dari unsur lain atau zat pengotor
- Membuat konsentrasi unsur yang terdapat dalam sampel berada dalam batas-batas yang diperlukan.
MSDS HNO3
·
Informasi
keselamatan berdasarkan GHS
Hazard Statement(s)
H272: Dapat
memperhebat api, pengoksidasi.
H290: Dapat merusak logam-logam.
H314: Menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan
mata yang serius.
Precautionary Statement(s) P280: Gunakan pakaian/
sarungtangan pelindung / pelindung mata/ muka.
P301 + P330 + P331: JIKA TERTELAN: Berkumurlah. JANGAN
memancing muntah.
P305 + P351 + P338: JIKA TERKENA MATA: Bilas secara
hati-hati dengan air selama
beberapa menit. Lepas lensa kontak, jika digunakan dan
mudah melakukannya. Lanjutkan
membilas.
P309 + P310: Jika terpapar atau Anda merasa tidak sehat:
Segera telponlah PUSAT
·
Hazard Pictogram(s)
Oksidator Korosif
·
Kelas penyimpanan :
5.1B Bahan berbahaya yang mengoksidasi
·
WGK : WGK 1 agak
berbahaya untuk air
·
Informasi
keselamatan kerja
Frase R : R 35 Mengakibatkan luka bakar yang parah.
Frase S S 26-36/37/39-45
Jika kena mata, segera bilas dengan banyak air dan
dapatkan bantuan medis.Pakai pakaian
pelindung, sarung tangan, dan pelindung mata/wajah yang
sesuai.Jika terjadi kecelakaan
atau jika merasa tidak enak badan, segera dapatkan
bantuan medis (tunjukkan label jika
mungkin).
MSDS HCl
·
Informasi produk
Synonyms Hydrogen chloride solution
Kode HS 2806 10 00
·
Data kimia dan
fisika :
Kelarutan di dalam air (20 °C) larut
Densitas 1.00 g/cm3 (20 °C)
Angka pH 1.2 (H2O, 20 °C)
·
Informasi
keselamatan kerja
Kelas penyimpanan : 8B Bahan berbahaya korosif, tidak dapat terbakar
WGK : NWG tidak berbahaya untuk air
Disposal : 28
·
Simbol Bahaya
Beracun Korosif
Reaksi
: Fe + 3
HCl(aq) + HNO3(aq) → FeCl2(g) + NOCl(g)
+ 2H2O(l)
Bahan
:
·
HCl(p)
·
HNO3 (p)
·
Biskuit Gandum
Alat:
·
Hot Plate
·
Neraca Analitik
·
Gelas Piala 100 mL
Cara
Kerja :
Ditimbang
sampel biskuit gandum ke dalam gelas piala 100
mL, kemudian ditambahkan 1 mL HNO3 (p) dan 3 mL HCl(p)
(dilakukan di ruang asam). Dipanaskan diatas hotplate pada suhu 100oC
sampai 120oC. Gelas piala
ditutup dengan kaca arloji. Diamati dan ditunggu hingga larutan jernih.
Data Pengamatan :
·
Nama contoh uji : Biskuit Gandum
·
Deskripsi contoh
uji : Serbuk kasar berwarna coklat
Hasil Percobaan
·
Bobot biskuit
gandum : 1,0011 gram
·
Suhu pemanasan : 100oC – 120oC
·
Perubahan Warna :
Warna awal sampel biskuit gandum yaitu serbuk coklat,
setelah ditambahkan 1mL HNO3(p) dan 3 mL HCl(p) menjadi
larutan berwarna coklat. Kemudian larutan coklat tersebut dipanaskan diatas
hotplate hingga diperoleh larutan jernih.
Pembahasan
Proses destruksi dalam preparasi sampel digunakan untuk
memutus ikatan antara senyawa organik dengan logam yang akan dianalisis.
Destruksi terbagi dua yaitu destruksi basah dan destruksi kering. Dalam
percobaan, digunakan teknik preparasi sampel menggunakan destruksi basah.
Destruksi basah merupakan perombakan logam organik dengan menggunakan asamkuat, baik tunggal maupun campuran, kemudian dioksidasi menggunakan zat oksidator sehingga dihasilkan logaman organik bebas. Pada praktikum ini, digunakan zat
oksidator yaitu aquaregia, yaitu campuran HCl(p) dengan HNO3(p)
dengan perbandingan volume 3:1. Digunakan zat oksidator aquaregia karena Fe
dapat larut dengan HCl(p) dan HNO3(p). Adapun reaksi yang
terjadi adalah : Fe + 3 HCl(aq) + HNO3(aq)
→ FeCl2(g) + NOCl(g) + 2H2O(l).
Pada proses berikutnya dilakukan pemanasan untuk
menyempurnakan destruksi. Pemanasan memberikan
energi yang memungkinkan untuk memutus ikatan kimia sehingga logam Fe terbebas dari sampel biskuit gandum yang banyak
disusun oleh senyawaan organik.
Kesempurnaan destruksi ditandai dengan diperolehnya larutan jernih yang
menunjukkan bahwa semua konstituen yang ada telah larut sempurna atau
perombakan senyawa-senyawa organik telah berjalan dengan baik.
Kesimpulan
Pada teknik destruksi basah pada penetapan besi dalam
biskuit gandum menggunakan pelarut atau pendestruksi campuran asam yaitu HCl
dan HNO3 dengan perbandingan volume (3:1) mL. Pemanasan dilakukan
diatas hot plate pada suhu 100oC sampai 120oC. Tujuan
pemanasan yaitu untuk menyempurnakan destruksi. Kesempurnaan destruksi ditandai
dengan diperolehnya larutan jernih setelah pemanasan.
Daftar Pustaka
·
Basset, J.et.al.
1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis
Kuantitatif Anorganik. Terjemahan Hadyana Pujaatmak Edisi Ke-4. Jakarta:
EGC Kedokteran
·
Day and Underwood.
2002. Analisis Kimia Kuantitatif.
Jakarta: Erlangga
·
Destrosier, M.N. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Jakarta: UI
Press
·
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI
Press
·
Maria, S. 2010. Penentuan kadar logam besi (Fe) dalam tepung
gandum dengan cara destruksi basah dan destruksi kering dengan spektroskopi
serapan atom (SSA). Skripsi Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas
Sumatera Utara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar