6/25/2014

sepi

Rintikkan hujan malam ini menemani kesendirianku, namun aku dan hujan tak dapat ber-simbiosis mutualisme. Hujan diluar menjalankan tugasnya dengan baik tanpa bisa menghiburku. Aku didalam hanya sendiri, tanpa suara denting jam apalagi ocehan manusia.

6/05/2014

Dari perempuan yang masih menyimpan hatinya untukmu



Hatiku bergetar masih sama seperti dulu saat pertama kali kau menyentuh hatiku. Pertama kali, lima tahun silam saat itu kita masih anak ingusan yang duduk di bangku kelas 3 SMP, kau menjadi orang pertama yang mampu menggetarkan hatiku. Meskipun, pada saat itu aku dan kamu tak terikat oleh status, entah mengapa aku merasa hatiku telah dimilki olehmu. Sampai pada akhirnya, saat kita sudah mulai usia 17-an, status aku dan kamu pun jelas. Namun, status itu tak bertahan lama hanya dua bulan saja. Kembali hubungan kita menjadi tanpa status, tetapi perhatian kamu masih tetap sama, kamulah orang pertama selama 4 tahun yang mengucapkan ucapan selamat ulang tahun.
Aku tahu saat ini kamu bukan seperti kamu yang dulu, ya karena kamu sudah memiliki seorang yang mengisi hatimu, aku tahu itu bukan aku. Tapi apakah kamu tahu? aku disini, walaupun sudah lama tak berjumpa denganmu, sudah lama tak menjalin komunikasi denganmu, namun hatiku masih tertuju padamu. Sulit rasanya menentang hati ini, meskipun telah kucoba menjalin hubungan dengan pria lain, hatiku ini benar-benar terpaku padamu. Sering aku berperang melawan hati ini, tapi apakah kamu tahu? bukannya aku yang menang tapi justru aku yang sakit menerima semua kenyataan ini.
Kemarin, saat kamu kembali menghubungiku lagi, kamu tahu? hatiku kembali bergetar, getaran yang masih sama seperti dulu. Aku senang bukan main saat itu. Tetapi, aku segera mengendalikan diriku, menghentikan keriangan hatiku. Aku tahu, tak ada maksud yang istimewa dari kamu mengirimkan pesan singkat kepadaku. Tapi kenapa Tuhan? aku seakan mendapatkan kembali secercah harapan itu. Harapan yang sepertinya tak akan kunjung terwujud.

Dari orang yang masih menyimpan hatinya untukmu

Kamu dan Lembaran Baru (4)

 Hari-hariku sekarang dipenuhi dengan kehadiranmu, ada kalanya kita bahagia, ada kalanya kita kecewa. Tak jarang aku kecewa karenamu, begitu...