4/12/2014

Kamis, 3 April 2014

Aku belajar apa itu arti keikhlasan. Hari itu, pagi yang indah seperti hari-hari biasanya aku lewati. Berangkat ke kampus dengan riang hati karena memang hari kamis jadwal kuliah hanya sampai pukul 2. Selain itu, rencana memberi kado ulang tahun bersama Belinda dan Deflo untuk sahabat kami, Marissa. Siang hari, kabar baik lagi-lagi datang, aku dan teman-teman Marissa lain diajak ke Botani Square untuk makan-makan, sebagai perayaan hari ulang tahun marissa. Kami berdelapan (aku, marissa, deflo, nurul, intan, erin, inggi, ayu) berangkat menuju Botani Square sekitar pukul 3. Berangkat dengan candaan khas kami. Tawa, senyum,bahagia tersirat dari sudut wajah kami. Sesampainya di pemberhentian angkot, hujan tiba-tiba turun dengan derasnya. Terpaksa, kami menerobos hujan meskipun satu payung kecil terdiri dari 3 orang, hanya nurul dengan intan yang berdua. Tepat anak tangga terakhir di jembatan penyebrangan, HP ku bergetar, Mama yang menelponku. Sesegera mungkin aku angkat, Fix aku langsung lemas ketika mama diseberang telepon  berbicara jika Baput (Kakek aku) meninggal. Mama menyuruhku segera pulang ke rumah (di cibinong), namun aku putuskan untuk sholat ashar terlebih dahulu. Teman-temanku yang sedang jalan seketika berhenti melihat raut wajahku sedih. Setelah aku katakan siapa yang menelpon dan apa yang dikatakan si penelpon, mereka ikut berduka cita dan terus menyemangatiku agar tetap kuat. Setelah sholat ashar, kami pergi ke tempat makan Pizza Hut, sebenarnya aku bingung antara ingin pulang tapi aku tidak ingin menghancurkan acara teman-temanku ini. Mama kembali menelpon, kali ini nada bicaranya lebih keras dibandingkan sebelumnya. Aku dengan tergesa-gesanya pamit ke teman-teman dan menuju keluar dari mall. Dengan langkah gontai aku berjalan cepat, menerobos sekurumunan orang, menaiki dan menuruni jembatan penyebrangan yang licin bekas hujan deras tadi. Miniarta (seperti minibus) datang, aku segera naik kendaraan yang sebenarnya kurang layak lagi untuk digunakan. Baru ada satu penumpang didalam, aku duduk. Aku merogoh kantong tas sisi depan, ada yang aneh kantong tas sisi depan itu terbuka, ah mungkin aku tadi lupa menutupnya setelah menerima telepon dari mama. Kucoba menemukan HP ku didalam kantong tas tersebut, tanganku tak juga menemukannya. Aku mencoba mencari di kantong lain di setiap bagian tas, hasilnya tetap nihil. Disitu, aku sempat terdiam beberapa detik. Kemudian aku segera turun kembali dari miniarta itu menuju tangga dan jalan menuju mall tadi, mencari sebuah HP nokia C1, memang tidak sebagus HP yang akhir-akhir ini laku di pasaran. Aku kembali menuju miniarta dan tak terasa air mataku sudah jatuh di pipiku. Aku menangis Kawan. Dihari yang sama dan dalam waktu yang sangat berdekatan, aku kehilangan dua hal yang paling berharga dalam hidup aku. Pertama, kehilangan sosok kakek untuk selama-lamanya. Kedua, kehilangan HP kesayangan yang sudah menemani hari-hariku selama hampir tiga tahun.  Disaat itu juga, aku bertanya inikah arti keikhlasan yang banyak dikatakan orang??? Aku belajar untuk mengikhlaskan hal yang aku cintai untuk “pergi”. Sesuatu hal didunia ini pasti akan “pergi” karena semua yang kita punya bukan seutuhnya milik kita, Allah lah mutlak memiliki semua hal yang ada di dunia ini.

Kamu dan Lembaran Baru (4)

 Hari-hariku sekarang dipenuhi dengan kehadiranmu, ada kalanya kita bahagia, ada kalanya kita kecewa. Tak jarang aku kecewa karenamu, begitu...